Translate

Senin, 27 Februari 2012

Kredo Dostoevsky


“Akan kukatakan padamu bahwa pada saat seseorang haus akan iman laksana ’rumput yang kering’,  ia akan menemukan imannya karena kebenaran merupakan bukti yang terdapat dalam ketidakbahagiaan. Akan kukatakan padamu bahwa  aku adalah anak dari zamanku, anak dari ketidakpercayaan dan keraguan. Aku saat ini dan (yang kutahu) nantinya akan tetap sama hingga akhir hayatku.
Betapa menyiksanya kehausan akan iman ini merongrongku, bahkan hingga sekarang, di mana semakin kuat jiwaku, semakin banyak argumen-argumen yang kutemukan untuk menyangkalnya. Dan memang Tuhan memberikan masa-masa di mana aku dapat tenang; dalam ketenangan itu aku mencinta dan merasa dicintai. Pada saat-saat itulah aku menyatakan kredo-ku (pengakuan iman) sendiri, di mana segala sesuatu menjadi jelas dan kudus bagiku. Kredo-ku ini sangat sederhana. Beginilah bunyinya: Aku percaya bahwa tidak ada yang lebih indah, yang lebih dalam, simpatetik, masuk akal, manusiawi, dan lebih sempurna selain Kristus; dan kukatakan pada diriku dengan cinta bahwa bukan hanya tidak ada, tetapi tidak mungkin akan ada yang seperti Kristus. Lebih dari itu, jika seseorang membuktikan padaku bahwa Kristus ada di luar kebenaran, dan bahwa di dalam kenyataan kebenaran tidak terdapat pada Kristus, aku akan tetap memilih tinggal di dalam Kristus ketimbang memilih kebenaran.”
Surat-surat - F.M. Dostoevsky

Minggu, 26 Februari 2012

Dostoevsky: Menggugat Manusia Modern

Buku pertama yang diterbitkan Penerbit kanisius tahun 2008 lalu. Buku ini mendapat respon yang sangat baik dari peminat sastra, filsafat dan teologi. Di dalam buku Dostoevsky: Menggugat Manusia Modern ini saya membahas mengenai filsafat manusia yang terdapat di dalam novel-novel Dostoevsky.


“Henry telah memperkenalkan Dostoevsky, sastra, dan manusia Rusia kepada pembaca dan khalayak Indonesia secara sederhana, tetapi menempuh jalan yang berat dan serius. Untuk itu pembaca dan khalayak Indonesia perlu mengucapkan terima kasih padanya.” - Koesalah Soebagyo Toer - (Penterjemah Sastra Rusia)

Jumat, 24 Februari 2012

TELAH TERBIT


”Dalam dunia filsafat pandangan Dostoevsky tentang manusia dan Tuhan diakui penuh provokasi. Buku ini memaparkan pandangan kritis Dostoevsky dengan baik dan komperhensif.” - Dr. Simon P. L. Tjahjadi Pr. - (Dosen STF Driyarkara)


PENGGUGAT TUHAN: Problem Ketuhanan Dostoevsky (Hard Cover)
Penulis: Henry S. Sabari
Penerbit : Native Indonesia Press, 2012
xx + 186 hlm, ; 17,6 x 25 cm 


DAFTAR ISI
PRAKATA
KATA PENGANTAR
“Tuhan Di Tengah Korban” Oleh: DR. Paul Budi Kleden, SVD 
PENDAHULUAN
SEPENGGAL KISAH
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN DOSTOEVSKY
            -          Latar Belakang Sosial Politik
            -          Dostoevsky dan Sosialisme 
            -          Latar Belakang Keagamaan (Agama Kristen di Rusia)
            -          Moskow Sebagai Roma III
            -          Tentang Sang Inkuisitor
            -          Problem Ketuhanan (teodise) dan Penyelesaiannya
            -          Sosialisme dan Gereja.
            -          Gereja sebagai Negara
MENGGUGAT TUHAN 
 -          Zaman Modern
-          Kritik Agama di Zaman Modern
-          Ivan Karamazov Sang Penggugat Tuhan
-          Pandangan Ivan tentang Tuhan
PROBLEM PENDERITAAN
-          Penderitaan
-          Penderitaan yang Dialami Anak-anak
           -          Ketidakmanusiawian Manusia
           -          Penghambat bagi Manusia untuk Menyadari Penderitaan
           -          Atas Nama Penderitaan Menolak Dunia Ciptaan Tuhan
           -          Perlunya Keadilan
SANG INKUISITTOR SEBAGAI PEMBEBAS MANUSIA
           -         Kedatangan Kristus Kedua Kali
           -         Menolak Kristus
           -          Permasalahan Umat Manusia
-          Masalah Pangan
-          Masalah Suara Hati
-          Masalah Kesatuan Umat Manusia.
           -          Gereja Menyelamatkan Lebih Banyak dari pada Kristus
           -          Penegasan Kardinal
TEODISEA DAN PENYELAMATAN MANUSIA
-          Masalah Teodise (Klasik) dan Pernyataan Ivan
-          Penderitaan adalah Upah dari Dosa Manusia
           -          Penderitaan Hadir sebagai Akibat dari Kebebasan Manusia
-          Meminimalisir Penderitaan
-          Gereja bagi Ivan
KRITIK TERHADAP IVAN
           -          Masalah Penderitaan
           -          Kelemahan Argumen Ivan tentang Penderitaan
           -         Sang Inkuisitor Bukanlah Pembebas
           -          Jawaban Dostoevsky terhadap Gugatan Ivan
-          Kisah Tentang Penderitaan
-          Penderitaan Merupakan Pembebas
-          Kehidupan dan Dunia yang Indah
-          Bukan dengan Deifikasi melainkan dengan Kenosis
-          Bukan dalam Sosialisme melainkan dengan Cinta Kasih
          -          Kristus dan Alyosha
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN: Terjemahan Pembangkang, Sang Inkuisitor, dan Ajaran Zosima 

Untuk pemesanan buku "Penggugat Tuhan", Problem Ketuhanan Dostoevsky, Silakan melakukan transfer ke:

 Rekening Bank BCA
(no rekening akan dikirim berdasarkan pesanan lewat email ke henryssabari@gmail.com)
Harga Buku: Rp 73, 000,-
Ongkos kirim disesuaikan dengan daerah tujuan dan banyaknya pesanan (2 buku = 1 Kilo)



*Konfirmasi pemesanan dan alamat pemesan kirim sms ke 081310430889 
 *Kirimkan bukti transfer anda ke alamat henryssabari@gmail.com

Senin, 20 Februari 2012

Penggugat Tuhan


Masalah penderitaan manusia terkait dengan masalah keburukan (saya memakai istilah ini sebagai ganti kata ‘evil’, karena terjemahan kata ‘evil’ sering rancu dengan kata crime yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti kejahatan pula). Keterkaitan dua masalah ini selalu berhadapan dengan masalah Ketuhanan. Sebagaimana diketahui bahwa Tuhan selalu menyandang predikat mahakuasa (omnipotence), mahatahu (omniscience), dan mahabaik (omnibenevolence). Namun dari segala kemahaanNya itu, bagaimana bisa ada keburukan dan penderitaan yang hadir bersama-sama denganNya?
Keburukan sinonim dengan ketidaksempurnaan. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana ketidaksempurnaan itu dapat hadir dan melahirkan penderitaan bagi manusia, yang merupakan makhluk yang dipercaya dikasihi oleh Tuhan? Apakah dalam kuasaNya yang sempurna itu Tuhan menciptakan ketidaksempurnaan? Apakah dalam kemahatahuanNya Tuhan sengaja memalingkan wajah untuk tidak melihat adanya ketidaksempurnaan? Atau apakah dalam kemahabaikkanNya Ia sengaja membiarkan adanya keburukan?
Bagaimana Tuhan yang mahakuasa dan mahabaik dapat membiarkan keburukan ada? Jika Dia mahakuasa, mengapa dibiarkanNya keburukan dan penderitaan ada? Bukankah ia sanggup untuk menghilangkan keburukan dan penderitaan dengan kemahakuasaanNya? Jika Dia memang mahabaik, mengapa Ia membiarkan orang-orang yang tidak berdosa seringkali hidup dalam penderitaan?